Friday, December 17

Hipnotis

Dua hari di rumah gara2 flu n batuk yg ajaib bikin gue nonton tv berjam2. Kemarin pagi ada acara di TransTV yang ngebahas ttg Hipnotis. Memang hipnotis lagi ngepop belakangan ini, hipnotis jadi sesuatu yang menghibur, bukan sesuatu yang menipu. Begitu kira2 konsep hipnotisnya Romy Rafael. Banyak atraksi kocak dari kecanggihan dia menghipnotis orang, misalnya orang bisa mengsugesti dirinya jadi dukun indian buat nyembuhin penyakit. Ada juga yang mensugesti dirinya jadi monyet. Semua dilakukan dalam keadaan gak sadar.
Sebenarnya ada yang menarik dari hipnotis ini. Menarik ketika hipnotis dilakukan untuk sesuatu yang positif. Sebenarnya memang tujuan hipnotis khan untuk penyembuhan penyakit kejiwaan, tapi sayangnya yang sering kita denger justru hipnotis adalah kekuatan yang dekat dengan kejahatan atau penipuan. Di acara talkshow itu Romy Rafael bilang hipnoteraphy adalah ilmu yang ia pelajari di Amerika sana, selama 3 tahun. Ini adalah ilmu psikologi (please correct me if I'm wrong) untuk menyembuhkan gangguan psikis seseorang. Di Indonesia memang masih jarang, tapi ternyata ada juga klinik yang melakukan praktek ini. Kata seorang ahli, sewaktu seseorang menjalani hipnoteraphy sebaiknya didampingi seorang instruktur. Prakteknya kurang lebih begini, si pasien diminta duduk, dan mengosongkan pikirannya. Kalau pikiran sudah kosong, kemudian sang instruktur akan menyuruhnya melakukan gerakan2 tangan pelan2. Kalau dalam proses itu pasien mengeluarkan airmata, berarti dia sedang mengalami tekanan psikologis.
Ternyata bukan untuk penyembuhan aja, untuk tujuan praktis, Romy Rafael pernah diminta membantu polisi untuk membongkar tiga kasus. Walaupun ada kesulitan, misalnya sang pelaku seringkali nggak mau dihipnotis karena takut perbuatan kriminalnya terbongkar, tapi hipnotis jadi bisa signifikan ketika dilakukan pada korban yang shock, karena akhirnya dia malah bisa berbicara dengan jelas dan runut. Wah, seru juga.

Malemnya waktu ngumpul2 sama keluarga, kita ngobrol tentang hipnotis ini lagi. Ternyata, kata kakak gue hipnotis juga bisa digunakan untuk orang yang mau ngurusin badan, atau yang mau berhenti merokok! Katanya sih sugesti untuk nafsu makan atau nafsu merokoknya yang diatur. Yang ini relevan banget buat banyak orang di sekitar kita. Yang lebih menakjubkan, hipnotis juga bisa dilakukan untuk mengganti bius lokal buat orang2 yang mau dioperasi... Wah.. dokter anestesi bisa nganggur kali ya?

Tapi above all, hipnotis cuma bisa dilakukan jika seseorang mau melakukannya. Kalau dia nggak mau, ya nggak bisa. Misalnya seperti pelaku kejahatan tadi. Kalau mau, kita bisa berhenti merokok, ngurusin badan, atau melupakan kenangan2 buruk masa lalu, dengan cara menghapus sugesti tentang itu. Menghapus kenangan masa lalu? Mungkin lucu juga kalo orang2 yang trauma ditinggal pacar dicabut sugestinya tentang masa2 indah berdua jaman dulu...

Wakakakak...

Tuesday, December 7

Berpikir seperti pemula

Pernah berharap menjadi anak kecil di umur2 sekarang? Gue sering banget, apalagi kalo mulai stress ngadepin berbagai pilihan sulit. Rasanya pengen jadi anak kecil aja, semua hal kayaknya gampang dilalui, hidup rasanya menyenangkan...

Keinginan buat kembali ke masa kecil ternyata gak terlalu salah sih, kadang kita juga perlu menempatkan diri, bahkan perlu berpikir seperti anak-anak, seperti pemula. Aneh mungkin, tapi kurang lebih begitu kata Gede Prama, seperti yang gue denger di Female tadi pagi.
Katanya jangan pernah merasa rendah jika diri ini adalah pemula. Karena ternyata pada pemula ada banyak kemungkinan-kemungkinan. Anak kecil, yang baru memulai hidup di dunia beberapa tahun saja, punya banyak sekali kemungkinan di depannya. Anak-anak selalu melihat sesuatu sebagai sesuatu yang mungkin. Benda apapun yang ada di dekatnya mungkin dia jadikan mainan, siapa pun yang ada di dekatnya mungkin dijadikan teman.
Anak-anak belum punya rasa curiga, apapun dan siapapun bisa jadi menyenangkan. Mereka selalu memandang sesuatu dengan cinta (ini agak bombastis memang, tapi reasonable lah kalo cinta ini diartikan sebagai rasa suka cita). Katanya, anak-anak melihat ibunya dengan cinta, bahkan melihat pembantu pun dengan cinta. Belum ada pretensi apa-apa...

Sebenarnya ada satu hal yang ingin disampaikan Gede Prama. Selain berusaha untuk selalu berpikiran bersih dan jernih seperti halnya anak-anak, manusia dalam hidupnya sebaiknya selalu menganggap bahwa apa pun itu mungkin terjadi, segalanya bisa dilakukan, bahkan dalam keadaan apapun. Setuju untuk hal yang satu ini, karena gue selalu merasa masa kecil adalah masa paling menyenangkan karena kita gak pernah berpikir dua kali untuk segala sesuatu yang kita mau lakukan..

Buat gue pribadi masa kecil memang menarik. Sejak pertama kali punya keponakan, gue jadi jatuh cinta sama anak kecil dan iri sama dunia mereka. Penuh orisinalitas, penuh hal2 baru yang menyenangkan. Dan biasanya kalau lagi berada dalam keadaan sulit, gue pasti lari ke keponakan gue. Bukan cuma untuk melepaskan perasaan tertekan, tapi justru untuk belajar menikmati hidup secara maksimal, seperti anak-anak...

****

Sebagai pemula dalam dunia orang dewasa, sepertinya ada hal yang juga penting dari 'pesan' Gede Prama ini.. Menurut gue, berpikir sebagai pemula justru bisa mendorong kita untuk jadi lebih terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan yang datang, tidak curiga atau malah defensif terhadapnya, tapi justru selalu suka cita menghadapinya.

Sebuah optimisme di awal, mungkin itu yang bisa jadi modal untuk manusia berjalan terus sampai kemana pun dia mau. Bahkan ketika dia merasa tertekan di tengah jalan...