Being Home Again and Tuesdays with Morrie
Good to be back home... Kemarin pagi rasanya excited banget pengen pulang, tapi begitu sampe bandara kok rasanya biasa aja, malah lebih sepi lagi. Yeah right, gak jelas banget gue maunya apa.
Di pesawat gue baca novel Tuesdays with Morrie. I was so addicted sampe2 mau keluar pesawat aja gue masih baca. Bukunya kurang lebih tentang hari2 terakhirnya si Morrie, yang kena penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis), penyakit yang menyerang sistem syaraf (oh please correct me if I'm wrong). Awalnya Morrie cuma gak bisa gerakin kaki makanya dia butuh kruk, lama2 dia sama sekali gak bisa jalan sampe harus di kursi roda, terus masih bisa pake tangan, n masih bisa nahan nafas sampe 23 hitungan, tapi lama2 dia cuma bisa nahan nafas sampe 18 hitungan, terus tangannya gak bisa dia gerakin lagi, even he needed someone to wipe his ass. Di buku itu digambarin perkembangan penyakitnya Morrie, dan betapa dia membutuhkan orang lain buat berbuat apapun.
Yang menarik menurut gue, Morrie dengan suka hatinya share hari2nya dia ke berbagai orang, wartawan, n siapapun yang lagi punya masalah hidup. Dia bilang hidupnya itu bagaikan jembatan antara kehidupan dan kematian, karena dia tahu dia akan meninggal sooner, not later. Orang2 yang pengen tahu rasanya ada di ambang kematian dateng ke Morrie n bertanya tentang rasanya mau mati kaya' apa. Morrie happily shared this to others for he knew that his last times should be nice and as interesting as it could be. Wisdom and love, itu aja sih basic perjuangannya Morrie
Morrie, profesor sosiologi, ngajar mahasiswanya tiap kamis n gak pernah ngasih ujian selama mata kuliahnya. Dia juga gak pernah ngasih nilai buat mereka. Karena pelajaran yang Morrie kasih adalah The Meaning of Life, yang gak bisa diukur lewat nilai di akhir semester.. Hm, menarik nih, kapan ya gue punya dosen kayak gini? Hihihi...
Belum selesai sih bacanya, pengen banget sit back and read. Gue pikir bukunya berat, ternyata tidak sama sekali.. Malah lebih berat baca Mereka Bilang Saya Monyet!nya Djenar. Mungkin karena mood gue lagi ke situ aja kali yah.
Tuesdays with Morrie, recommended buat orang2 yang lagi krisis identitas ;p And what a coincidence, gue nulis ini di hari kamis juga! Huahahahha
Di pesawat gue baca novel Tuesdays with Morrie. I was so addicted sampe2 mau keluar pesawat aja gue masih baca. Bukunya kurang lebih tentang hari2 terakhirnya si Morrie, yang kena penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis), penyakit yang menyerang sistem syaraf (oh please correct me if I'm wrong). Awalnya Morrie cuma gak bisa gerakin kaki makanya dia butuh kruk, lama2 dia sama sekali gak bisa jalan sampe harus di kursi roda, terus masih bisa pake tangan, n masih bisa nahan nafas sampe 23 hitungan, tapi lama2 dia cuma bisa nahan nafas sampe 18 hitungan, terus tangannya gak bisa dia gerakin lagi, even he needed someone to wipe his ass. Di buku itu digambarin perkembangan penyakitnya Morrie, dan betapa dia membutuhkan orang lain buat berbuat apapun.
Yang menarik menurut gue, Morrie dengan suka hatinya share hari2nya dia ke berbagai orang, wartawan, n siapapun yang lagi punya masalah hidup. Dia bilang hidupnya itu bagaikan jembatan antara kehidupan dan kematian, karena dia tahu dia akan meninggal sooner, not later. Orang2 yang pengen tahu rasanya ada di ambang kematian dateng ke Morrie n bertanya tentang rasanya mau mati kaya' apa. Morrie happily shared this to others for he knew that his last times should be nice and as interesting as it could be. Wisdom and love, itu aja sih basic perjuangannya Morrie
Morrie, profesor sosiologi, ngajar mahasiswanya tiap kamis n gak pernah ngasih ujian selama mata kuliahnya. Dia juga gak pernah ngasih nilai buat mereka. Karena pelajaran yang Morrie kasih adalah The Meaning of Life, yang gak bisa diukur lewat nilai di akhir semester.. Hm, menarik nih, kapan ya gue punya dosen kayak gini? Hihihi...
Belum selesai sih bacanya, pengen banget sit back and read. Gue pikir bukunya berat, ternyata tidak sama sekali.. Malah lebih berat baca Mereka Bilang Saya Monyet!nya Djenar. Mungkin karena mood gue lagi ke situ aja kali yah.
Tuesdays with Morrie, recommended buat orang2 yang lagi krisis identitas ;p And what a coincidence, gue nulis ini di hari kamis juga! Huahahahha
<< Home