Nikmat Ramadhan
Beginilah kalau begadang. Mata ngantuk dan badan capek, tapi gak bisa tidur. Alhasil, jadilah saya langsung sahur sambil chatting dan blogging. Kenapa begadang? Jangan ditanya, pasti karena nulis tugas yang deadlinenya mepet, cuma beberapa jam saja. Selalu begitu. Hehe.
Sambil blogging dan makan sahur, saya membaca posting terbaru dari dua teman saya, Riana dan Lia. Dua-duanya menulis tentang topik yang sama: bagaimana seseorang menghadapi perbedaan agama yang dia hadapi. Bedanya, Riana meng-up load catatan ayahnya tentang bagaimana keluarga mereka menghadapi kenyataan bahwa salah satu anak mereka pindah agama demi menikah. Sementara Lia, menulis tentang kesempatan dia berbicara di depan para Senior Batak Kristen (Li, apa sih istilahnya? elo posting pake bahasa inggris sih! hehe) tentang pengalamannya menjalani pernikahan beda agama.
Hebat. Saya selalu kagum dan tertarik dengan diskusi tentang pluralisme agama. Masih belajar, belum banyak mengerti. Ada kepuasan di hati ini ketika membaca diskusi tentang pluralisme agama. Hal yang membuat saya excited karena selalu ada yang baru. Mengingat apa yang ditulis dua teman saya, dalam hati ada kekaguman pada upaya 'kampanye' pluralisme agama yang pelan-pelan tetap bergulir. Syukurlah, tetap ada saluran untuk melakukan itu. Dan tetap ada orang-orang yang mau menjalankannya. Lega campur kagum.
Saya bersyukur bisa sahur sambil membaca posting teman-teman saya tadi. Inikah nikmat Ramadhan? Aduh, amin...
Sambil blogging dan makan sahur, saya membaca posting terbaru dari dua teman saya, Riana dan Lia. Dua-duanya menulis tentang topik yang sama: bagaimana seseorang menghadapi perbedaan agama yang dia hadapi. Bedanya, Riana meng-up load catatan ayahnya tentang bagaimana keluarga mereka menghadapi kenyataan bahwa salah satu anak mereka pindah agama demi menikah. Sementara Lia, menulis tentang kesempatan dia berbicara di depan para Senior Batak Kristen (Li, apa sih istilahnya? elo posting pake bahasa inggris sih! hehe) tentang pengalamannya menjalani pernikahan beda agama.
Hebat. Saya selalu kagum dan tertarik dengan diskusi tentang pluralisme agama. Masih belajar, belum banyak mengerti. Ada kepuasan di hati ini ketika membaca diskusi tentang pluralisme agama. Hal yang membuat saya excited karena selalu ada yang baru. Mengingat apa yang ditulis dua teman saya, dalam hati ada kekaguman pada upaya 'kampanye' pluralisme agama yang pelan-pelan tetap bergulir. Syukurlah, tetap ada saluran untuk melakukan itu. Dan tetap ada orang-orang yang mau menjalankannya. Lega campur kagum.
Saya bersyukur bisa sahur sambil membaca posting teman-teman saya tadi. Inikah nikmat Ramadhan? Aduh, amin...
<< Home