Monday, July 24

Decent Proposal

Foto ini diambil sama Mbak Rani di depan Darling Harbour, Sydney, sekitar akhir April 2006. Anak2 ngasih judul foto ini: "Gita is being proposed". Ada2 aja. Kata Mbak Rani, Mbak Pat dan Cecil yang sama2 jalan di Sydney waktu itu, foto ini kelihatan 'happening' banget dan gue kelihatan happy. Padahal sebenarnya gue takut banget waktu si makhluk perak itu bergerak, abis dikirain patung sih....

***
Mungkin begitu juga rasanya di-propose sama orang ya. Ada rasa senang karena ada yang merhatiin (psst.. more importantly ada yang mau sama kita!), dan sekaligus ada rasa takut juga. Gak tau kenapa takut, mungkin karena hal itu adalah sesuatu yang baru dan konsekuensinya akan besar untuk hidup kita, hidup si dia, dan hidup keluarga kita masing2. Sebenarnya being proposed or to propose juga sama2 mengalami rasa takut. Buat yang melamar, bisa jadi takut ditolak, tapi buat yang dilamar, ketakutannya adalah takut salah bikin keputusan (to accept or to regret).
Tapi selain itu juga ada satu hal yang perlu jadi pertimbangan mendasar buat sepasang manusia yang mau menikah itu: apakah dia orang yang tepat untuk menghabiskan sisa hidup? Apakah dia tempat berlabuh dan menumpahkan semua isi hati dan pikiran kita selama sisa umur ini? Clueless.
Ngeri memang kalo selalu membayangkan kemungkinan2 terburuk. Dan melelahkan. Tapi mau gimana lagi, namanya juga keputusan besar dalam hidup, pasti kemungkinan terburuk jadi pertimbangan penting.
On the other hand, seperti di foto ini, it feels good to be proposed. Happy for sure. But also knowing that there's someone willing to spend his/her entire life with us could boost your confidence.
I do appreciate those people who have got the guts to seriously propose their lovers. Keep the faith.
Kemang, 23 July 06

Thursday, July 13

Show people how you feel


Hari ini gue emosi jiwa berat sama orang Admin. Biasalah tipikal orang admin yang gak mau kerja repot, jadi nyuruh-nyuruh orang program buat bikin detil payment request (termasuk memfoto kopi paper work-nya) dan mereka tinggal ngecek-ngecek aja. Kurang ajar. Langsung aja gue kepret tuh orang Admin, gara-gara nyuruh gue fotokopi file buat dia. Kurang ajar. Kurang ajar. Kerjaannya dia kenapa gue yang disuruh?
Belakangan ini gue emang gampang banget emosi jiwa. Terutama sama orang Admin. Gue selalu complain sama service mereka ke kita2 di program karena sama sekali unhelpful dan lambattttt. Dulu awal2 masuk gue emang sabar2 aja ngadepin tingkah mereka, dan menyindir mereka dengan halus. Tapi belakangan gak lagi, dan terutama pagi ini, dengan spontanitas orang bangun tidur, gue langsung kepret orang yang memperlakukan gue sembarangan. Belum tau aja dia mbangunin macan tidur. I was feeling good though, setelah ngepret dia. Emang ada rasa nggak enak sedikit karena gue gak pernah marah ama orang (yeah, right..), tapi overall I was feeling soooo good!
***
Akhirnya setelah beberapa hari ini gue marah2 terus, awalnya gue berpikir mungkin penyebab gue marah2 terus adalah gara2 gue agak nervous untuk ninggalin kerjaan sebelum berangkat. Takut ada yang nggak beres dan malah bikin bingung sang penerus gue nantinya. Tapi setelah gue pikir2, apa yang gue komplain itu rata2 make sense sampe akhirnya gue berpikir gak papa lah mengeluarkan perasaan sekali-sekali, biar orang lain tau kalo kita gak suka dengan perlakuan mereka. Dan memang, it feels so good to let people know how we feel. Either letting them know that you're missing them, in love with them, or even mad at them. It's just good to tell them that. See how it goes and (hopefully) they'll get your message.
***
Mau tau gue kalo marah kayak apa? Mungkin kayak si Wombat di atas (marah besar sambil ngegigit batang pohon). Aarrrrrhh...